Kamis, 20 Agustus 2009

2 Bulan yang Lalu sampai Seminggu yang Lalu...

Awalnya gue gak ngarep apa-apa dengan ikut jadi panitia PROKM. Semua berawal dari balas budi taplok-taplok gue taun lalu yang udah baik banget sama gue. Agam (EL), Nana (Mikro) dan Ayu (Arsi) yang udah rela ngorbanin waktu libur mereka buat gue yang sebetulnya belum mereka kenal dan belum mereka tau. Bahkan, mereka segitu care nya sama gue dan kelompok gue waktu itu. Memang, katanya perlakuan seseorang kepada kita sangat mempengaruhi pola pikir kita...

Diklat Terpusat... Kelompok 41 tercinta
Gue gak bakal lupa apa yang udah kita lakukan selama diklat terpusat. Gue gak bakal lupa hari-hari dimana gue berhitung dari satu sampe lima puluh dan ternyata gue masuk kelompok 41 tanpa teman satu anak elektro pun... Gue gak bakal ngelupain hari-hari dimana kalian dengan mudahnya mengangkat gue menjadi ketua kalian (Gue lupa siapa yang jadi provokatornya)... Saat itu mentornya Arsi (TL)... Gue gak bakal ngelupain hari-hari ketika kita dengan mudahnya menentukan buku catatan yang harus sama untuk sekelompok... Gue gak bakal bisa ngelupain hari-hari dimana kita awalnya gak saling kenal dan gak tau satu sama lain, justru merasa kehilangan saat yang satu tidak ada... Gue gak bakal bisa ngelupain hari-hari dimana Hanif dan Anjari tiba-tiba masuk kelompok 41 karena sehari sebelumnya gak dateng... Gue gak bakal bisa ngelupain masa-masa dimana gue kemudian memutuskan untuk menjadi taplok setelah gue bersama-sama dengan kalian semua... gue gak bakal ngelupain hari-hari dimana kita ngerjain tugas peta ITB barengan... gue gak bisa ngelupain hari dimana kita kemudian menjadi satu dengan kelompok 42 karena kita barengan terus sama mereka... gue gak mau ngelupain hari-hari kita ngadain sosial activity walaupun gue cuma hadir sehari... gue gak bakal lupa waktu kita sama-sama kesel karena kita yang biasanya barengan sama kelompok 42 justri disatukan dengan kelompok 10 dengan alasan yang menurut kita aneh... gue gak bisa lupa hari-hari dimana kita bicara, berbincang dan berdiskusi dengan K Ali selaku penanggungjawab kelompok kita... gue gak bakal ngelupain itu semua...

Temen-temen 41, ingatkah kita di hari terakhir diklat terpusat... Hari ketika kita sama-sama tersenyum karena memperoleh divisi yang diinginkan... Hari dimana kita sama terkagum dengan warna pita yang mengelilingi pergelangan tangan kita... Hari dimana kita satu angkatan membentuk tulisan PROKM dan gue yang ngatur ini itu supaya huruf M nya jadi walaupun kata K Ali bentuknya jelek... Waktu itu kita sama-sama nyalain lilin kita dan kita berjanji bahwa api yang ada dalam lilin itu adalah semangat yang bisa ditularkan buat teman-teman dan adik-adik kita... Waktu itu kita juga foto-foto... padahal udah gelap banget dan sebenarnya gue saat itu sangat mencemaskan kepulangan temen-temen yang cewek. Gue sangat mengingat memori tentang itu semua dan gue yakin kalian bukanlah orang-orang yang gak kompeten di bidang kaderisasi ini. Sudah terlalu banyak yang berjatuhan tetapi kalian tetap menjadi bagian dari kepanitiaan. Dan buat gue, itu sudah cukup menyatakan bahwa kalian bukanlah orang-orang yang cuma ikut-ikutan dan lebih banyak pura-pura sakit...

Keluarga 3 Taplok... Main Bekel
Memang, awal sekali gue masuk keluarga ini, gue kurang nyaman. Mungkin karena gue gak ikut prosesnya dari awal. Gue baru masuk pas keluarga ini sedang kematerian tentang visi hidup. Gue yang gak bawa apapun awalnya males untuk ngerjain visi hidup ini. Tapi untunglah ada Izhar yang udah lama kenal gue dan gue pun (karena gak enak sama Izhar) akhirnya ngerjain visi hidup tersebut. Beruntung juga ada Irsyad dan Indah yang sama-sama dari telkom sehingga gue bisa nyelesein itu semua dengan mudah. Bahkan gue tulis dengan lengkap. Selengkap yang gue bisa dan yang gue pikirin. Gak ada yang disembunyiin dan gak dipikir-pikir lagi.

Gue gak bakal lupa dengan keluarga ini. Gue bakal inget gimana komentar anak-anak tentang visi hidup gue (kalau gak salah "WOW" doang)... gue gak bakal lupa gimana bingungnya kita ngebuat yel-yel kelompok sampai akhirnya Ira datang dan menyelamatkan kelompok dengan yel nya yang cuma dia sendiri yang inget...^^ gue gak bakal lupa gimana gue dan Indah (Irsyad juga mungkin) sering cabut buat osjur maupun sekedar ngerjain tugas osjur... gue gak bakal lupa gimana do'a-do'a kalian tentang visi hidup gue dan gue pun mendoakan kalian... gue gak bakal lupa bagaimana gue ketinggalan tes kepribadian sehingga gue harus ngejar-ngejar K Ilham (KI) buat tes susulan... dan yang jelas, gue gak bakal lupa proses pembelajaran untuk menjadi manusia dewasa yang seutuhnya...

Diklat Cadanyon... B E D A
Suatu hari seorang pendiklat berkata kepada calon panitia divisi taplok PROKM 09, "Siapa yang mau berkontribusi lebih untuk divisi lapangan, silahkan datang di tempat ini, di lapangan cinta pada pukul 21.00"... saat itu, gue gak berpikir apa-apa. gue hanya berpikir, gue sedang ada osjur dan gue mungkin gak bisa maksimal dengan hanya diklat siang hari. oleh karena itu, gue dengan polosnya langsung datang pada pukul 21.00 dan guess what?! ternyata setelah dibariskan dan disuruh lari, kita (ber 33 kalo gak salah) langsung dibagi 3 kelompok dan setiap kelompok melewati tiga pos.

Di pos pertama lah gue tau bahwa ini adalah diklat menjadi seorang komandan batalyon (danyon)... itu loh, yang biasa bawa panji gede waktu mobilisasi... nah, karena gue udah tau bahwa ini adalah diklat menjadi danyon, sempet terpikir dan sempet ditanyain sama pendiklat tentang osjur gue... sempet terpikir juga tentang kesibukan gue yang lain. Tapi biarlah... gue berusaha aja yang terbaik... gue yakin Dia bakal ngasih yang terbaik buat gue...

Selama diklat cadanyon itulah gue belajar lebih dari taplok-taplok yang lain. Gue belajar untuk menentukan prioritas dan manajemen waktu. Gue juga belajar untuk lebih menggunakan rasa. Gue juga belajar untuk menggunakan suara perut. Gue juga belajar bagaimana menjadi seorang yang senantiasa bisa menyemangati teman-teman yang lain. Pokoknya gue belajar menjadi pribadi pemimpin yang ideal.

Tantangan terbesar selama diklat cadanyon adalah adanya osjur di siang hari. Gue bener-bener kelabakan dengan jadwal gue yang luar biasa. Pagi sampe sore gue osjur dan malemnya diklat cadanyon (yang jauh dari diklat taplok). Materi-materi yang diberikan gak bisa dibilang mudah walaupun gak sesulit yang dibayangkan.

Selama diklat cadanyon itulah gue ketemu sama orang-orang hebat yang rela mengorbankan kebersamaannya dengan 09. Mereka orang-orang hebat yang siap. Mereka siap memimpin dan siap dipimpin. Mereka orang-orang yang mendobrak keterbatasan mereka sendiri dengan kekuatan. Sehingga benar kata korlap, bahwa modal utama kami adalah semangat yang tidak pernah mati... dan itu berasal dari keyakinan yang menembus batas...

Walaupun akhirnya gue gak kepilih jadi danyon/wadanyon, gue tetep bangga dengan menjadi MaCan Danyon. At least gue mendapat pembelajaran yang mungkin gak diperoleh dari diklat taplok. Dan gue bangga bisa menjadi bagian dari keluarga MaCan Danyon...

Kelompok 43...
terlihat jelas bahwa hatimu anugrah terindah yang pernah kumiliki...

Ya, kalian anugrah terindah selama PROKM ini. Kalian adalah titik awal keberangkatan gue sebagai taplok. Kalian adalah apa yang gue tuju selama diklat taplok dan diklat terpusat. Kalian adalah horizon yang kelak akan menyinari dunia...

Kebersamaan gue dengan kalian adalah sebuah anugrah. Diawali dengan gue yang terlambat melakukan test kepribadian. Sehari setelah test kepribadian tersebut, hasil test keluar dan takdir membawa gue untuk bertemu dengan kalian, Idham dan Tiara. Dua orang pribadi unik yang menarik. Tiara yang dari awal langsung ketauan bahwa dia anak yang lincah dan periang. Langsung ketauan bahwa dia kelak di kelompok akan menjadi playmaker nya. Idham anak yang pendiam dan lebih menurut. Ya... apapun itu semua sifat kalian dan gue mau menerima kalian berdua apa adanya :).

Kebersamaan gue dengan kalian berdua mungkin terlambat. Gue jarang banget ikut simulasi gara-gara jadwal osjur yang nabrak jadwal diklat. Gue jarang menyempatkan diri untuk sekedar makan bareng. Gue jarang berkoordinasi dengan kalian. Untuk semua kesalahan itu, gue minta maaf. Tapi yang jelas, hal paling menyenangkan selama bekerjasama dengan kalian adalah membuat panji. Terlepas dari bagus/tidaknya panji yang kita buat, gue ngerasa kalo yang kita kerjain adalah suatu hal yang luar biasa. Tanpa komando dan tanpa memikirkan ego pribadi, kita kerjain semua yang kita bisa dan jadilah panji jemari itu. Kerasa banget kerjasama kita bertiga waktu kita ngebuat panji itu.

Hari pertama PROKM... hari yang menyenangkan buat gue... hari yang mencemaskan buat gue... hari yang bikin gue harus bangun pagi-pagi banget... Hari yang menyenangkan, karena untuk pertama kalinya gue akan menikmati hasil diklat gue selama satu setengah bulan tersebut... hari yang mencemaskan karena gue gatau gimana kepribadian kalian. Karena gue yakin dengan 20-an kepala, maka akan ada 20-an kepribadian yang harus gue tangani dengan perlakuan yang mungkin berbeda-beda. hari yang bikin gue bangun pagi-pagi banget karena gue gak bisa tidur karena takut telat bangun... huff

Setelah bertemu kalian, gue terkejut. Kalian jauh lebih unik dari yang gue bayangin. Kalian jauh lebih luar biasa dari yang gue kira... Gue gak nyangka jumlah cewek lebih banyak dari jumlah cowok... Gue gak ngira kalo dengan jumlah kalian yang sebanyak itu, kalian akan dengan mudah bekerjasama dan berkolaborasi... gue gak pernah meragukan kemampuan kalian, tapi tetep aja gue kaget dengan kemampuan adaptasi kalian yang luar biasa...

Buat adik-adik gue semua, gue pernah berada dalam posisi kalian dan gak gampang buat gue berbuat seperti yang kalian lakukan. Kalian supel, kalian bisa menyingkirkan ego pribadi, kalian bisa memimpin dan siap dipimpin, kalian masih memiliki potensi yang bisa kalian kembangkan...

Gue gak bakal lupa gimana di Hari pertama gue nganterin kalian buat beli alat-alat dan bahan-bahan... Gue gak bakal lupa gimana di hari pertama kita ngerjain semua tugas dengan ketawa-ketawa. Gue gak bakal lupa gimana bingungnya kita nyari basecamp buat ngerjain tugas kita. Gue gak bakal lupa gimana kita ngatur kepulangan kita di hari pertama. Gue juga gak bisa lupa gimana gue, Tiara dan Idham ngajarin caranya buat jarkom. it's fun... Gue gak bakal bisa lupa gimana betenya kalian waktu kalian ada di dalem saraga dan gue smsin kalian semua. Gue gak bisa lupa gimana kalian ngebales sms gue dan ternyata sms itu berlanjut terus. Gue juga gak bisa lupa gimana gue nganter-nganter Shanti waktu pulang. Gue juga gak akan lupa waktu gue nganter Denis sampe ketemu kakeknya. Gue juga gak bakal lupa waktu gue nganter Wenie buat nyetak foto berwarna dan ternyata besoknya diperbolehkan fotonya hitam putih. GUe gak bakal lupa masa-masa kita tertawa bersama dan have fun selama kegiatan PROKM. gue juga gak bisa lupa waktu gue minta kalian semua untuk sigap dan serius selama mobilisasi...

Gue gak bakal lupain semua yang udah kalian tulis di buku curhatan kalian. Mulai dari yang baik-baiknya, mulai dari materinya, sampai kesan tentang taploknya, gue bakal inget itu semua. walaupun dari segi kematerian mungkin ada keterbatasan ketersampaian, tapi gue yakin kalian mengerti materi yang kakak-kakak sampein. Gue juga bakal inget semua visi hidup yang udah kalian buat dan gue akan selalu berdoa supaya kalian bisa dapetin semua yang kalian inginkan.

Adik-adikku, kalian adalah manusia terpilih yang ditakdirkan untuk berada di kampus impian ratusan ribu orang. Itu berarti kalian memiliki kecerdasan dan kemampuan yang hebat. Kalian memiliki sesuatu yang gak dimiliki sama semua orang yang ada di Indonesia ini. Tapi ingatlah adik-adikku, Dunia tidak akan berubah dengan seorang superman... Dunia bisa berubah dengan sebuah superteam... dan gue yakin kalian adalah sebuah superteam...

Final words ..., what can I say ... You guys and gals are special students. You are among the best in Indonesia, let alone ITB. Like Spiderman's uncle Ben said,"Within a great power lies a great responsibility". That is of course also the case with you. Since you are so smart, you have to push your self harder than anyone else. Since you are cleverer than ordinary people, then your effort should also be extra ordinary.

One last remark: The safest place for a ship to be is in the harbor, BUT that is not what the ship is built for. A ship is built for cruising the ocean, for challenging the storm, and for exploring the unknown land. Find out what you are built for, find out the purpose of your life.