Jumat, 27 November 2009

Dia Menyempurnakan Hidup Saya dengan Kesempurnaan-Nya

Hidup saya mungkin tak sesempurna beberapa orang teman saya... Mulai dari akademik yang tidak melalui jalur sutra (menurut beberapa orang)... Keluarga saya yang luar biasa... teman-teman (baca : saudara) yang tidak bisa diprediksi, serta semua kakak dan adik tingkat yang benar-benar mengingatkan saya atas kebesaran-Nya...

Saya mungkin kurang bersyukur dengan apa yang sudah saya peroleh... sering terlintas dalam pikiran saya, untuk apa saya berterimakasih atas semua penderitaan yang dia timpakan pada saya... saya yang tiada punya teman... saya yang tidak punya sedikitpun kesempatan untuk merasakan hidup yang normal dan alamiah seperti kebanyakan remaja lainnya... saya tidak sedikitpun diberi kesempatan untuk merasakan mewahnya dunia dan segala isinya yang walaupun saya tau itu semu, tapi saya sangat ingin merasakannya...

Dan sebuah jawaban itu datang setelah seseorang mengirimi saya sebuah sms...

Mar, tiga bulan ini kamu berubah...

Mungkin lebih tepat jika ini disebut halilintar di siang bolong...

Sebuah Renungan
Saya lahir dari pasangan yang berbahagia... yang menikah atas dasar mencari ridho-Nya... tidak berlandaskan atas hawa nafsu... saat usia keduanya bisa dianggap muda... dimana jika mereka menikah di usia yang lebih tua, hanya Dia yang tahu apakah keduanya bisa mewariskan idealismenya pada anaknya...

Saya besar dalam lingkungan yang keras... melatih saya untuk bisa bertahan tanpa memiliki ketergantungan terhadap harta... melatih saya untuk bisa mandiri dan dewasa menghadapi persoalan adik-adik saya... mendidik saya untuk bisa rela berkorban...

Saya belajar dalam lingkungan yang kondusif... mendidik saya untuk empati dan simpati... membuat saya belajar untuk menyayangi sesama dan mencintai mereka semua... melahirkan sebuah mimpi dan belajar untuk menggapai mimpi tersebut... belajar untuk mengutarakan pendapat dan menyampaikan sanggahan...belajar untuk menjadi seorang kader muda yang akan meneruskan mimpi dari para pendahulunya... menjadi tahu arti dari nama yang disematkan kepada diri saya dan kepada semua adik-adik saya... belajar untuk memanage keuangan dan memanage sumberdaya manusia yang ada di sekitar saya... belajar untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang jika bukan karena Rahman dan Rahim-Nya, niscaya syetan akan membutakan mata kedua orangtua saya...

Saya berkuliah di Institut yang passing gradenya terbaik di negeri ini... di fakultas terbaik pula... dengan orang-orang terbaik dari bangsa ini... dengan persaingan terbaik pula... dengan himpunan terbaik pula... dengan gelar terbaik pula

Fabiayyi alaai Rabbikumaa tukadzibaan

Ya Allah, saya merasa sangat terlaknat ketika saya berpikir bahwa Engkau melupakan hamba-Mu
Ya Allah, saya merasa sangat khilaf di saat saya berpikir Engkau mendzalimi hamba-Mu
Ya Allah, saya merasa berdosa ketika Engkau anugerahkan rahmat kepadaku dan aku zalim atas rahmat-Mu
Padahal...
Rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathilan subhaanaka faqinaa adzaabannaar
Rabbii innii dhaalamtu nafsii faghfirlii

1 komentar:

  1. tetap semangat umar!
    tidak ada orang besar yang masa mudanya berleha-leha penuh kemewahan....
    percayalah...you're the chosen people..you're on the track ..umar!
    gigih, pantang menyerah!!!!

    BalasHapus