Rabu, 22 Juli 2009

Diklat dan MBC lagi... (part 1)

Haduh, udah beberapa hari gak ngisi blog... mendingan isi dengan kegiatan-kegiatan gue kemaren-kemaren ah...

20 Juli 2009
PROKM : Print Peta ITB dan janjian dengan ARC
Awalnya, kelompok saya janjian untuk datang tepat pukul 9am buat ngebicarain tentang tugas PROKM yang bakal diserahin tanggal 21/7. Tugasnya ada dua. Yang pertama tugasnya adalah buat peta. Karena waktu yang sangat mepet dan kami harus membuat dengan sangat cepat, maka kami memutuskan untuk membeli sebuah peta yang sudah ada di Tirta Anugrah di daerah Balubur dan kami membelinya dengan harga 15rb rupiah, aka, gue harus nyumbang 3rb buat beli peta tersebut. Oiya, tumben banget di kumpul kelompok PROKM ini ada Anjari (TI). Biasanya dia gak pernah ikut kumpul karena sakit. hehehe...

Sebelum kami memutuskan untuk membeli peta tersebut, sebenarnya kami berangkat dulu ke Sunken Court. Tujuannya sih untuk ketemu dengan orang-orang ARC untuk kami wawancarai tentang realita dan potensi bangsa. Hanya saja kami tidak bertemu dengan satupun pengurus ARC. Sunken juga terlihat sepi. Untungnya di tengah kebingungan kami, kami bertemu dengan salah seorang anggota ARC dan dia menyerahkan nomor yang bisa kami kontak.

Sambil menunggu print-an dari Tirta Anugrah, saya mengobrol dengan Reta (FI) dan Anjari. Hanya bertiga karena dua orang yang lain, Manda (TG) dan Difa (SI) sudah berangkat ke tempat futsal untuk olahraga sebagai rangkaian acara dari divisi keamanan. Memang, mereka adalah keamanan yang disiplin. Salut deh pokoknya mah... Sambil mengobrol, saya mencoba untuk meng-sms salah satu pengurus ARC yang sudah saya peroleh nomornya. Dan dia ternyata masih di luar kota. OMG. Untungnya dia memberikan saya nomor kontak ketua ARC. Sehingga kami bisa mewawancarai pengurus ARC di lain kesempatan karena pada tanggal 20/7 tersebut sepertinya tidak memungkinkan bagi kami untuk menjalankan wawancara. Huff...

Setelah pukul 10.04, saya meminta izin ke Reta dan Anjari untuk mengikuti rangkaian persiapan acara MBC sebagai syarat untuk memasuki HME ITB...

Persiapan MBC : Buku perkenalan, Milis dan Blog, Slayer dan kasus-kasus peserta*...)* baca : sidang

Kami sudah diberi tugas pertama untuk MBC. Tugas itu meliputi tiga hal, yaitu Membuat buku perkenalan, Milis dan blog, dan yang terakhir adalah membuat slayer. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan tugas ini sampai saya mengetahui bahwa pertemuan MBC berikutnya adalah tanggal 21/7 pukul 13.00. Artinya, kami hanya punya waktu <>

Karena saya sudah datang dari pagi dan saya adalah orang yang memperoleh langsung info dari panitia, maka saya berusaha datang tidak telat. Saya berjalan secepat yang saya bisa ke selasar cc barat. Ternyata saya tetap terlambat beberapa menit karena ternyata setelah saya sampai ke tempat, teman-teman saya sudah banyak yang berkumpul. hmm... malunya. Tapi, saya sadar diri dan tanpa membuang banyak waktu, saya sedikit menjelaskan tentang spesifikasi tugas-tugas MBC tersebut. Yang agak berat sih sebenarnya hanya slayer, karena saat itu hari libur dan tugas tersebut harus diselesaikan dalam waktu sehari. Untungnya kami berhasil menyelesaikannya. Caranya??? kami menunjuk salah seorang dari kami untuk mencari tempat sablon yang mau menyablon syal tersebut (dengan cepat dan murah) dan kami juga mencari kain yang berwarna dan berukuran sama dengan yang diberikan oleh seniro kepada Ijul si ketua angkatan.

Adapun tugas berikutnya, yaitu buku angkatan, kami buat mudah saja. Menggunakan 15 Lembar kertas HVS biasa dan diberi cover dengan kertas jilid berwarna kuning. Untuk logo angkatan, kami menggunakan kemampuan dari Satwiko (EL 08) untuk membuat lambang yang bagus. Dan wow... lambangnya keren juga...

Singkat cerita, setelah mengurusi syal dan tugas-tugas MBC tersebut, kami sepakat untuk menunjuk Luki sebagai pengurus blog dan sebagai admin milis angkatan. Sebenarnya bukan kesepakatan, tetapi lebih ke arah penunjukkan sebenarnya. hahaha...

Karena saya tidak enak dengan teman-teman saya yang sedang PROKM, setelah masalah tugas-tugas MBC selesai, saya menyepi sebentar dari hiruk-pikuk MBC untuk bertemu dengan teman-teman yang sedang membuat peta sebagai tugas PROKM. Wah, anak yang rajin. Baru ditinggal sebentar saja sudah menyelesaikan banyak hal. Petanya sudah hampir jadi.

Saat saya sedang asyik mengobrol dan menjelaskan tentang pengabdian masyarakat yang akan mereka laksanakan pada siang harinya, tiba-tiba pintu penghubung antara tempat teman-teman EL berkumpul dan tempat saya dan teman-teman PROKM berderit. Dan itu sebabnya teman-teman saya segera menoleh ke arah saya. Karena tidak enak dengan teman-teman EL, saya pun meminta izin kepada teman-teman saya untuk kembali berkumpul dengan teman-teman saya.

Ternyata, setelah saya tiba di tempat, teman-teman EL sedang menyidang dua orang teman saya yang tidak diizinkan untuk mengikuti MBC. Sayapun memperhatikan jalannya sidang tersebut. Ternyata, kedua orang itu tidak bisa mengikuti MBC karena dinilai tidak layak oleh panitia untuk mengikuti MBC. Ketidaklayakan tersebut disebabkan oleh tidak berhasilnya mereka menjelaskan materi-materi PLO kepada kakak panitia. Sebagai teman mereka, saya merasa prihatin jika mereka tidak diizinkan untuk mengikuti MBC. Maka saya memutuskan untuk membantu mereka. Dan salah satu yang saya berikan untuk mereka adalah pertanyaan-pertanyaan yang saya pikir jika mereka mau dan mampu menjawabnya, maka saya akan tahu seberapa besar keinginan mereka untuk mengikuti MBC.

Namun karena suara saya memang keras, beberapa peserta forum sempat menganggap saya menjudge teman-teman saya itu. Padahal, saya tidak bermaksud untuk menjudge mereka. Dan karena kesalahpahaman itu, saya mencoba untuk memberi penjelasan dan akhirnya forum selesai dengan ucapan dari salah seorang teman saya yang ada di depan. Hanya tiga kata, "saya sayang kalian," katanya...

Setelah masalah dengan angkatan selesai, kami seangkatan harus memperjuangkan dua orang teman kami tersebut untuk mengikuti MBC di hadapan seniro-senorita yang ada. Kami juga harus mendatangkan 10 orang peserta SPARTA (osjur IF) sebagai dukungan yang akan menjelaskan mengapa dua teman kami tersebut berhak ikut MBC. Maka, saya segera menghubungi Karin (IF 08) dan Adam (II 08) untuk memobilisasi teman-teman SPARTA mereka. Walhasil, saat sebelum sidang, sudah lebih dari 10 orang yang dibutuhkan ada di antara kami untuk membela dan mengatakan mengapa dua orang teman kami berhak untuk ikut MBC...

Pukul 4pm yang dinantikan tiba. Para peserta MBC melakukan mobilisasi ke basement labtek VIII untuk melaksanakan sidang. Suasana awalnya agak tegang. Tetapi setelah sampai ke tempat tujuan, suasana menjadi lebih cair karena ternyata sidang itu tidak semengerikan yang dibayangkan. Suasana sidang berjalan santai dengan interupsi-interupsi yang wajar dan tanpa tekanan. Bahkan, ketika teman kami dari caHMIF menjelaskan apa alasan kelayakan dua orang tersebut untuk mengikuti MBC, sidang tersebut langsung berhenti dan kami hanya diminta memberikan kejelasan tentang orang-orang yang termasuk dalam angkatan kami untuk mengikuti MBC akan tetapi tidak hadir. Dan dengan memanfaatkan handphone satu angkatan, kami pun berhasil mengumpulkan kejelasan untuk semua teman satu angkatan kami.

PROKM lagi : Diklat jam 9pm baru tau jam 8.30pm
Mungkin ini yang namanya ujian, rizki, atau apapun...
Saya baru sampai rumah pada pukul 7.30pm karena saya banyak bertemu dengan teman-teman dan saya juga ke rumah salah seorang teman dulu. Sesampainya di rumah, saya langsung mandi, istirahat dan nonton sebentar. Setelah sholat, saya langsung online. Saat itu kira-kira jam 8.25pm. Dan seperti biasa juga, saya langsung membuka facebook.

Karena laptop saya sudah mengingat ID dan password saya, maka ketika saya membuka page FB, langsung yang muncul adalah tampilan home dari FB saya. Saya pun langsung mengecek wall. And guess what?! Tiba-tiba di wall saya udah ada tulisan, "Mar, hari ini ada diklat buat cadanyon jam 9." Di bawahnya ada tulisan bahwa pesan itu ditulis sekitar sejam yang lalu dan saat saya membaca pesan tersebut sudah pukul 8.30.

Tanpa ba-bi-bu, saya langsung mengambil tas dan perlengkapan yang sudah saya keluarkan dari tas dan saya langsung berangkat ke ITB. Karena mengendara dengan kecepatan tinggi, Saya tiba di kampus jam 8.45. Tetapi saya lupa menanyakan kepada teman saya yang memberitahu tersebut harus kumpul dimana untuk diklat cadanyon tersebut. Akhirnya saya mencoba ke tempat saya biasa kumpul, yaitu di lapangan Cinta ITB. Tetapi, sesampainya di san, saya tidak berhasil menemukan satu orang cadanyon pun. Akhirnya, saya berinisiatif untuk mencari tempat lain yaitu ke lapangan SR. Tetapi ternyata di lapangan SR tersebut tidak ada suara apapun. Nah, di tengah keputusasaan itu, saya mendengar ada suara yang menyuruh untuk berbaris dan sumber suara tersebut adalah lapangan sipil. Dengan semua kecepatan yang saya miliki, saya berlari ke arah lapanan sipil. Apa daya, sesampainya di lapangan Sipil ternyata saya sudah terlambat.

Sebagaimana biasanya, peserta diklat yang terlambat akan dipisahkan dari barisan utama dan memperoleh perlakuan khusus. Untungnya untuk malam kemarin tidak ada perlakuan khusus. Hanya saja keterlambatan tersebut menjadi point negatif untuk saya. Saya pun mengutarakan alasan yang bisa diterima. Saya tidak tahu apakah saya akan dikenai point sanksi atau tidak. Namun yang jelas, saya hanya ingin si Kakak mengetahui apa alasan sehingga saya tidak mendapat jarkom tentang kumpul diklat cadanyon pada malam tersebut.

Setelah itu, saya dibariskan dengan teman-teman saya dan saya diberi kematerian tentang olah suara. Saya berlatih untuk menggunakan suara perut. Katanya dengan suara perut, suara yang dihasilkan akan lebih bulat. Namun karena saya memang bersuara serak-serak-berat, saya tidak bisa menghasilkan suara yang bulat. Namun cenderung menggeram. Yah, saya tidak bisa berbuat banyak. Toh pada intinya suara saya tidak cepat habis dan terdengar ke seluruh lapangan...

Waduh, ada panggilan diklat cadanyon nih... cukup dulu untuk kegiatan yang tanggal 20... nanti setelah diklat kalau sempat saya lanjut lagi.

Minggu, 19 Juli 2009

Social Activity + MBC : Lelah namun menyenangkan...

Minggu, 19 Juli 2009...
Hari ini, saya mengalami banyak pengalaman organisasi.^^ Layaknya seseorang yang selalu ingin belajar lebih, saya mencoba berbagi dan sedikit sharing tentang kegiatan keorganisasian hari ini... (tired)...

Social activity : pengabdian masyarakat ke tempat anak-anak yang suka nge-lem
Saya masih sangat mengantuk ketika azan shubuh membangunkan saya dari mimpi indah semalam. Astaghfirullah, saya lupa hari ini saya puasa dan semalam saya belum makan. Tapi, bismillah, niat baik gak boleh berhenti di tengah jalan cuma gara-gara prasangka yang gak baik. Apalagi saya ingat kalau hari ini saya harus melakukan pengabdian masyarakat sebagai salah satu rangkaian kegiatan diklat panitia PROKM 2009. Tapi, memang dasar kebluk, setelah saya menunaikan salah satu kewajiban saya sebagai muslim, saya kembali tertidur pulas dan saya baru bangun lagi pukul 06.30, padahal, pukul 08.00 saya harus sudah ada di kampus untuk memulai kegiatan saya, yaitu memberikan pengarahan kepada seluruh kelompok 10, 17, 41 dan 42 untuk pengabdian masyarakat hari ini.

Berbekal semangat dan keyakinan amanah (halah, padahal mah emang gak ada kerjaan di rumah), saya berangkat ke kampus pada pukul 07.30 membawa serta ibu saya dan adik-adik saya yang memang ada kegiatan di ITB. Latihan buat bela diri, katanya. Yah, dulu juga saya seperti itu sampai kesibukan kuliah menyita hampir seluruh waktu saya sehingga saya tidak bisa terus melanjutkan pekerjaan saya sebagai salah satu asisten pelatih di lembaga bela diri Sinar Putih.

Lanjut... Setelah saya sampai ke kampus dan selesai mengantar ibu dan adik-adik saya (oiya, motor saya bisa masuk kampus ^^), saya menunggu kedatangan teman-teman sekelompok saya dan beberapa saat kemudian saya baru tersadar bahwa teman-teman kelompok saya banyak yang tidak bisa datang karena berbagai alasan dan keperluan. Dan hasilnya sesuai dugaan saya, kelompok 41 yang datang hanya tiga orang. Itu juga yang satu datang karena ada kumpul angkatan jurusannya... parah banget pokoknya mah... Tapi gak separah kelompok sepuluh yang satu orang pun tidak datang karena mereka akan wawancara. Seharusnya kalau mereka mau wawancara, mereka memberitahu kami terlebih dahulu, kan???

Setelah kami berdua kumpul di CC Timur, kami berangkat ke Gerbang Utara ITB (biasa dikenal dengan sebutan gerbang belakang). Di sana, kami sudah ditunggu oleh kelompok 42 dan 12. Dan seperti biasa, kelompok 17 baru datang satu orang dan dia bilang ada temannya satu orang lagi yang akan ikut. Kami pikir, ooh, yaudah, gapapa. Toh si kak Hega dan Kak Geri juga belum dateng.

Waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 saat Kak Hega datang dan kami pun berangkat. Yang berangkat hanya tiga orang. Saya, Imam dan Fidlan. Kami ke sana menggunakan angkot dan 2 buah sepeda motor. Saya dan Imam menggunakan notor sedangkan Fidlan dan Kak Hega menggunakan angkot. Selama perjalanan, saya banyak berspekulasi tentang anak-anak yang nanti akan saya hadapi. Kata teman-teman saya sih, mereka suka nge-Lem. Walaupun saya sudah sering melihat anak jalanan yang suka nge-Lem, saya sendiri biasanya cenderung acuh. Wajar saja, di sekitar saya juga banyak yang suka nge-Lem...

Sesampainya di Ciroyom, tempat pengabdian masyarakat saya, saya segera mencari tempat parkir motor dan saya segera menuju ke rumbel (Rumah Belajar) yang ada di sana. Keadaan di sana ternyata tidak seburuk yang saya bayangkan, namun juga tidak sebaik yang saya harapkan. Yah, inilah realita bangsa kita, bung...

Nah, setelah sampai, saya tidak bisa langsung membawa anak-anak untuk berjalan-jalan dan bersenang-senang di Taman Ganesha karena mereka masih tidur dan banyak dari mereka yang belum mandi dan banyak juga yang sedang nge-Lem. Awalnya saya pikir sedikit kedatangan kami akan membuat mereka mengurungkan niatnya untuk nge-Lem. Tetapi ternyata tidak. Banyak dari mereka yang justru lebih fokus kepada lem nya ketimbang kami. Ya Rabbi, entah apa yang ada dalam pikiran mereka. Mereka terlihat mabuk dan tidak sadar terhadap apa yang mereka ucapkan. Ada juga yang setengah mabuk. Ada juga yang tidak nge-Lem dan mereka lah hero bagi kami karena mereka telah lebih mengenal anak-anak tersebut sehingga mudah bagi mereka untuk mengatur anak-anak tersebut ketimbang kami.

Perlu waktu lebih dari satu jam untuk meyakinkan kami bahwa mereka sudah dalam keadaan sadar sepenuhnya dan mereka sudah mandi semuanya. Total anak yang kami bawa ada 25 anak. Beberapa di antara mereka adalah anak yang tidak diketahui keberadaan orangtuanya. Sebagian lagi ditinggal meninggal oleh orangtuanya. Dan sebagian yang lain adalah anak-anak yang lari dari rumahnya. Melihat mereka mengingatkan saya pada peristiwa empat tahun yang lalu ketika saya masih anak-anak. Untunglah saat itu Allah masih Mengingatkan saya dan menunjukkan saya pulang ke rumah. Saya setidaknya masih lebih beruntung dari mereka karena dulu saya tidak seperti mereka. Saya masih diketemukan dengan orang-orang yang mengantar saya pulang ke rumah. ^^

Karena mereka hidup untuk makan dan mereka makan untuk hidup, maka ketika kami memberangkatkan mereka, kami menyiapkan bahan makanan secukupnya untuk mereka. Guess what. Harga makanan mereka seporsinya hanya 3 ribu rupiah saja. Nasi + Telur + tahu dan sedikit penambah rasa seperti kecp dan bumbu-bumbu. Dan karena saya menyiapkan untuk 25 orang dan saya belum menghitung pengeluaran untuk konsumsi ini, saya terpaksa nombokin pengeluaran tersebut untuk sementara. Parahnya, beberapa dari mereka tidak sabar dan malah mengerubungi si Ibu penjual makanan dan mengambil makanan yang sudah dibungkuskan, sehingga jumlah dua puluh lima itupun berkurang menjadi beberapa belas saja. Yah, namanya juga anak-anak... >_<

Setelah mereka semua mandi dan terlihat bersih, kami memberangkatkan mereka ke kampus pada pukul 11. Artinya, semua rencana kami berantakan karena kami tidak tahu bahwa untuk menyiapkan dan memberangkatkan mereka butuh waktu selama ini. Setelah saya sampai taman Ganesha, saya tidak menemukan teman-teman saya yang seharusnya sudah menunggu saya di sana. Mereka ternyata sudah sholat terlebih dahulu. Yasudah. Saya menunggu mereka selesai sholat dan mencari tempat yang nyaman untuk berbincang-bincang terlebih dahulu di taman Ganesha. Setelah teman-teman selesai sholat, saya pun membriefing mereka karena briefing yang tadi pagi tidak mungkin dijalankan secara total. Setelah selesai mem-briefing mereka, saya dan Imam pun sholat dzuhur.

Selesai sholat dzuhur, rombongan rumbel pun tiba. Tidak ada satupun yang kami izinkan untuk membawa lem. Semua yang membawa lem dipersilahkan untuk mengumpulkan lem nya ke Imam.

Karena semua rombongan tersebut secara kultural adalah muslim, maka kami menyuruh mereka untuk sholat terlebih dahulu. Satu peserta diklat membimbing 3 orang anak untuk sholat di Salman. Sepintas terlihat keraguan di mata peserta diklat yang tidak sholat maupun yang non-muslim. Tetapi setelah dijelaskan bahwa mereka hanya akan membawa sampai teras masjid, mereka bisa mengerti.

Sulit dilukiskan betapa sulitnya mengatur sekelompok anak-anak jalanan yang terbiasa dengan suasana teriak dan keras untuk berlaku tertib di masjid. Untunglah ada beberapa anak binaan yang sudah relatif lebih tua dan mereka bisa mengatur agar anak-anak yang kecil tersebut diam dan sholat dengan tenang di masjid. Lucunya, saat akan sholat, ada bapak-bapak yang tidak jadi ikut sholat karena jamaahnya terdiri dari anak-anak tersebut. Padahal kan yang jadi imamnya Fidlan. Lagipula ketika sholat, semua orang berkedudukan sama di hadapan Allah. Seharusnya bapak tersebut tidak bertindak demikian hanya karena jamaahnya anak-anak kalangan menengah ke bawah.

Selesai sholat dzuhur, kami membawa anak-anak tersebut (dengan susah payah) kembali ke Taman Ganesha. Tibalah waktu yang paling dinantikan oleh semua anak, yaitu makan siang. Bahkan beberapa dari mereka mengaku ingin ikut kegiatan kami karena mendengar ada acara makan siang. Yah, mereka adalah anak-anak kecil yang belum punya terlalu banyak hasrat dalam hidupnya. Tentu wajar jika mereka berpikir seperti itu. Salah satu kesalahan kami saat membagikan makanan adalah, kami tidak menghitung beberapa orang yang sudah makan terlebih dahulu, namun mereka tetap mengambil jatah makan siang. Akibatnya, beberapa anak tidak kebagian makanan dan kami lagi-lagi harus merogoh kocek untuk membeli makan mereka. Yah, sudahlah...

Selesai makan, kami mengajak mereka untuk bermain futsal. Tetapi saya tidak bisa ikut futsal karena beberapa alasan. Setelah saya menyerahkan beberapa pesan kepada Fidlan dan menyelesaikan beberapa urusan, saya pun pulang ke rumah...

Masa Bina Cinta : a wonderful opening
Karena lelah setelah pengabdian masyarakat dan beberapa urusan, sesampainya di rumah saya langsung tertidur pulas di kamar dalam keadaan sandal gunung masih terpasang di kaki. hahaha.

Saat saya bangun, jam sudah menunjukkan pukul 17.00 padahal saya harus sudah berada di Masjid Salman pada pukul 17.30. Saya pun mandi karena aktivitas tadi siang cukup membuat badan saya lengket. Setelah mandi dengan kecepatan tinggi (tapi bersih, sumpah), saya segera berangkat ke Masjid Salman. Motor saya letakkan di Parkiran SR dengan pertimbangan parkiran SR buka 24 jam. Jadi kalo saya harus pulang malem, saya gak harus muter-muter dulu.

Sesampainya di parkiran SR, saya bertemu dengan Tetu yang sama-sama (masih) calon peserta MBC. Karena kebetulan bertemu, kami berangkat bareng ke Salman. Sesampainya di Salman, saya segera bertemu dengan Aga dan beberapa teman yang lain. Sambil menunggu adzan maghrib, kami mengobrol sedikit.

Adzan maghrib berkumandang. Saya segera berbuka dengan air putih dan brownies yang manis buatan ibu. Hmm... lebih dari cukup untuk mengganjal perut setelah berpuasa. Selanjutnya, saya sholat maghrib dan langsung berangkat ke Lapangan Cinta untuk kumpul angkatan sebelum berangkat lagi ke parkiran labtek VIII dan ternyata di lapangan Cinta teman-teman yang tidak sholat sudah berkumpul.

Sesampainya di Lapangan Cinta dan tanpa berlama-lama, kami langsung mobilisasi ke parkiran labtek VIII untuk mengikuti pembukaan Masa Bina Cinta. Untungnya kami tidak terlambat dari waktu yang dijanjikan yaitu 18.30 karena kami datang pukul 18.27...

praMBC dimulai. Setelah berdoa dan sedikit "perkenalan", kami diperintahkan untuk menutup mata dan menundukkan kepala sambil memegang tas teman di depan kami. Kamipun berjalan dalam gelap dan tidak tahu dibawa kemana. Sepanjang perjalanan, kami mendengar massa himpunan yang berteriak E..L.. Elektro... berulang-ulang. Perjalanan juga dibuat berbelok-belok. Mungkin untuk efisiensi tempat. Tetapi akibatnya teriakan-teriakan itu terdengar timbul tenggelam. Apalagi di akhir perjalanan kami mendengar OK CHAMP khas elektro. Cukup membuat merinding, namun tidak cukup menakutkan. hehehe... Setelah itu, kamipun diperintahkan untuk membuka mata. Opening MBC...

Opening dimulai dengan pembacaan puisi tentang kecintaan kepada negeri dan harapan kepada para pemimpin oleh orang-orang yang (setidaknya menurut saya) bagus dalam pembacaan puisi. Setelah pembacaan puisi, acara dilanjutkan dengan orasi dari beberapa kakak tingkat. Orasi tersebut bertemakan tentang kekayaan Indonesia yang ironis jika kita melihat kesejahteraan rakyatnya, orasi berikutnya menggugah kesadaran bahwa kita sebagai mahasiswa dituntut untuk melakukan sebuah perubahan karena sebenarnya kita bertanggungjawab terhadap uang sebesar 10 jt setiap tahunnya dan itu berasal dari rakyat, orasi berikutnya mengungkapkan tentang keelektroteknikan dan kami yang termasuk di dalamnya, dan terakhir, MBC adalah salah satu bentuk tanggungjawab HME dalam mengkader para pelanjut kepengurusan HME yang sudah memberikan konstribusi kepada Indonesia dengan PALAPA PROJECT... Selama pembacaan orasi dan pembacaan puisi, lampunya dinyalakan bolak-balik. Pokoknya keren parah dah... kesan pertama buat MBC ini positif...

Setelah opening selesai, kami diberi tugas pertama. Tugas yang awalnya saya pikir tidak terlalu berat. Tugasnya ada tiga. 1. Membuat buku perkenalan... 2. Membuat milis dan blog angkatan... 3. Membuat slayer yang ukuran dan warnanya sudah ada di ketua angkatan...

Sebenarnya opening MBC sudah selesai. Namun, untuk menjaga keamanan para bonita dan orang-orang sakit, kami berkumpul dulu sebentar untuk memastikan bahwa bonita dan orang-orang sakit bisa selamat sampai rumah. Setelah berkumpul beberapa saat, akhirnya kami bisa memastikan bahwa bonita bisa selamat sampai rumah ataupun kost-nya masing-masing. Tetapi, sebelum bubar, seniro meminta seorang juniro dan seorang bonita untuk bertemu dengan seniro untuk memperoleh kejelasan tugas.

Untuk mengefektifkan waktu, saya dan Indah mengajukan diri untuk bertemu dengan seniro di depan mushola elektro. Setelah bertemu, kami tanpa membuang-buang waktu (karena hari sudah gelap) langsung bertanya tentang kejelasan tugas. Akhirnya, seniro dan senorita menjelaskan kepada kami tentang kejelasan tugas, yaitu buku perkenalan berukuran A5 full buatan tangan dan berisi biodata lengkap dari pemilik dan biodata juniro-bonita peserta MBC, milis yang sudah berisi postingan tujuan dan motivasi MBC, blog yang sudah berisi rangkuman materi MBC pertemuan satu dan dua, serta slayer yang sudah disablon dengan logo HME, Nama dan NIM EL dan STEI... mantap...

Setelah penjelasan tugas, saya dan Indah langsung pulang. Dan karena Indah dijemput sama kakaknya, saya mengantar Indah sampai ke gerbang depan. Ternyata, selain kakaknya Indah, disana juga ada Ijul, Si ketua angkatan yang memang menunggu kedatangan kami berdua dan meminta laporan hasil ketemuan tadi. Setelah melapor sedikit, Ijul memberitahu bahwa ada beberapa juniro yang berkasus dan meminta semua juniro dan bonita untuk kumpul besok jam 4 di lapangan Cinta. Ijul juga meminta saya untuk menjadi LO 10 orang anak peserta SPARTA yang mengikuti PLO untuk memberikan keterangan mengapa juniro yang bermasalah ini diperkenankan mengikuti MBC. Karena saya dekat dengan Kariin, maka saya segera meng-sms beliau dan beliau menyanggupi untuk menghubungi 10 orang untuk menghardiri sidang tersebut pada pukul 16.00 Hari Senin, 19 Juli 2009...

Fiuh, it's hard... but it's fun...

Jumat, 17 Juli 2009

Danyon dan MBC .... Harus Bisa Ngatur Prioritas

Jum'at, 17 Juli 2009
Saya baru saja terbangun dari tidur saya yang hanya sebentar. Tidur siang. Saya biasanya tidak bisa tidur siang sesebentar ini. hmm...
Saya, Umar Said H, seseorang yang sekarang sedang menjalani dua latihan kaderisasi. Kaderisasi tingkat kampus dan kaderisasi tingkat jurusan. Sebenarnya bukan hal yang sulit untuk menjalani kedua kaderisasi tersebut. Tapi memang tingkat kebugaran fisik yang kurang prima akan menjadi salah satu faktor penghambat dalam menjalani keduanya. Dan keduanya adalah acara-acara kaderisasi yang memang sudah saya duga sebelumnya. Jadi, sudah seharusnya saya menentukan prioritas dari kedua acara tersebut.
Seleksi Komandan Batalyon (Danyon)
Kemarin, Rabu 16 Juli 2009 sehabis diklat, Salah seorang kakak tingkat menanyakan kepada para peseta diklat PROKM. Katanya, siapa saja yang berani, mau belajar lebih dan mau berkontribusi lebih, khususnya untuk lapangan PROKM 2009, ditunggu di lapangan cinta ITB pada pukul 21.00. Saya sangat shock pada awalnya. Mau apa jam 21.00 di lapangan cinta. Kayak orang gak ada kerjaan aja. Sementara, itulah yang terlintas dalam pikiran saya. Beberapa saat kemudian, saya juga langsung teringat, Apa kontribusi lebih yang telah saya berian untuk divisi tata-tertib kelompok (taplok) di PROKM 2009? Panitia makrab, saya tidak ikut. Saya hanya menyampaikan info-info saja ke anggota-anggota saya. Saya juga tidak menjadi kepala keluarga di keluarga taplok, walaupun saya adalah ketua kelompok di kelompok 41. Tetapi, saya ingin berpartisipasi lebih. Setidaknya, saya tidak nyampah di divisi taplok ini. Apalagi, saya pernah tidak hadir sekali karena ada tes seleksi kewirausahaan di kampus.
Awalnya, sempat terbersit ragu untuk datang. Apalagi saya ingat bahwa besoknya (17 Juli 2009) adalah pertemuan pertama untuk MBC (OPSPEK HME). Segala pertimbangan saya jadikan sebagai alasan apakah saya datang ataupun tidak. Dan setelah berdiskusi dengan teman-teman saya, saya memutuskan untuk datang. Mengapa? Karena saya sangat ingin belajar lebih. Walaupun itu berarti saya harus mengorbankan waktu tidur saya, tapi toh ternyata belajar lebih bukan hal yang buruk. Oiya, keputusan bahwa saya akan ikut kegiatan pada pukul 21.00 itu baru saya putuskan setelah pukul 18.00, karena pertimbangannya sangat banyak.
Pukul 20.30, saya tiba di kampus setelah mandi dan memakai pakaian yang saya harap tidak akan membuat dinginnya malam menggagalkan rencana saya (halah, lebay).
Setelah bertemu dengan Pedca dan Satwiko, saya merasa sedikit tenang. Setidaknya, ada teman-teman dari jurusan yang sama yang akan mengikuti diklat istimewa ini. Saya tidak apa tujuan diklat ini. Tetapi teman-teman saya mengatakan bahwa diklat ini adalah salah satu acara rangkaian diklat danyon. Entahlah...
Pertemuan yang dinantikanpun tiba. Fadli, kakak yang tadi membubarkan kami langsung mengomandonkan kami (18 orang awalnya), untuk membentuk barisan 3 shaff di hadapannya. Dan karena jumlah kami sedikit, tidak sampai lima hitungan pun kami sudah membentuk barisan tersebut. Semacam keamanan saja buat barisan dengan cepat. hahah. Tapi, apapun itu, saya lebih suka suasana seperti tadi malam. Serius dan sigap. Tidak seperti yang kami alami setiap hari, berleha-leha dan banyak tertawa ketimbang membuat barisan.
Setelah membentuk barisan, kami ditanyai. Pertanyaan pertama, apa tujuan kami ada di lapangan cinta pada pukul 21.00 seperti ini. Dan setelah menjawab dan sepertinya Kakak tersebut puas dengan jawaban kami, kami diperintahkan untuk lari. Lari mengelilingi Lapangan Cinta sebanyak lima keliling untuk yang tidak datang terlambat dan sebanyak sepuluh keliling untuk yang terlambat. Dan karena saya tidak terlambat, lima keliling saya jalani dengan penuh rasa senang. Yaelah, cuma lima keliling doang. Setelah lari yang menyenangkan tersebut, kami dibagi tiga kelompok. Karena kelompok saya berjumlah sebelas orang, maka saya asumsikan jumlah total kami 35 orang karena kelompok lain jumlahnya lebih satu dari kelompok saya. Kata Fadli, kami akan main pos-posan seperti pada pertemuan tadi siang. Namun bedanya, pos kami hanya tiga dan berada di sekitar Lapangan Cinta saja.
Kelompok saya berada di barisan kedua. Dan kami diharuskan untuk memasuki pos dua telebih dahulu. Di Pos dua, saya lupa nama PJnya. Tetapi salah seorang kakak yang berkesan (karena jutek dan sering ngomel waktu di pos) adalah Putri. Di Pos ini, kami memperoleh brainstorming tentang apa saja yang sudah kami lakukan sebagai seorang taplok untuk membuat taplok yang lebih baik. Kami juga ditanyai, siapa saja diantara kami yang menjadi ketua diklat, baik terpusat maupun divisi. Dan yang paling berkesan, adalah pertanyaan, "Apa yang sudah kamu lakukan untuk menjaga keutuhan kelompok kamu?" Dan setelah saya menjawab, Kakak yang ada di sana segera menanyakan lagi, "Kamu kelompok berapa? Nanti biar saya liat, apakah solusi dari kamu itu efektif." WOW, ditantangin nih. Siap kak, saya akan buktikan cara saya solutif. Saat brainstorming itulah saya tahu bahwa tujuan acara tadi malam itu memang untuk seleksi Danyon. Satu hal lagi yang sangat berkesan adalah pertanyaan dari pendiklat, "Apa yang akan kamu lakukan jika kamu menjadi Danyon dan kamu di waktu yang bersamaan dibutuhkan oleh HME?" Pertanyaan yang luar biasa, namun saya menjawab, "Kalau memang saya harus mengambil amanat sebagai Danyon, saya akan pikul amanat itu dengan segala konsekuensinya."
Cukup di pos brainstorming, saya menuju ke pos tiga untuk menjalani kegiatan di pos tersebut. Di pos tiga, kami bertemu dengan kakak-kakak yang menanyai kami tentang konsep kepemimpinan. Karena saya pernah mendapatkan Latihan Dasar Kepemimpinan di SMA saya dulu, dan saya juga pernah mendapatkan materi yang sama, tidak sulit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di pos ini. Tetapi, lebih dari itu, kami disuruh menutup mata dan ditanyai. Apakah kami akan melanjutkan keberjalanan kami di training untuk menjadi Danyon ini ataupun tidak. Dan saya pikir, saya sudah terlanjur melangkahkan kaki untuk itu. Dan saya tidak ingin menjadi orang yang mundur dan berbalik ke belakang.
Selesai di pos tiga, kami ke pos satu. Di pos ini, kami menjalani refleksi dan memikirkan tentang kondisi caplok 2009 yang menurut pendiklat masih sangat jauh dari kondisi yang diharapkan. Kami juga diharapkan memberikan solusi konkret untuk memperbaiki kondisi caplok yang sudah ada.
Selesai semua pos, kami dibariskan kembali tiga shaff dan kami diberitahu bahwa segala kegiatan yang kami jalani tadi adalah salah satu rangkaian acara seleksi pemilihan Danyon. Saya melirik jam tangan. Pukul 11 tepat. sudah waktunya selesai, seharusnya. Dan memang, acara selesai. Tetapi kami diberikan amanat bahwa kami harus bisa menghadirkan 300 orang sebagai taplok pada hari Selasa 21 Juli 2009, dan kami lah penanggungjawab jika tidak hadir 300 orang tersebut.
Selesai acara, saya segera pulang setelah sebelumnya mengisi absen dan meyakinkan bahwa peserta diklat putri bisa pulang dengan aman. Saya tidak boleh menyia-nyiakan waktu istirahat saya. Besok adalah hari pertama MBC dan saya tidak mau menjadi satu-satunya orang yang terlambat, itulah pikiran saya...

Masa Bina Cinta
Masih mengantuk karena baru tidur pukul 1, saya bangun pada pukul 4.45. Setelah sholat shubuh, saya tertidur lagi. Dasar malas. hahaha. Dan saya baru bangun lagi pukul 06.15. Sial. Seharusnya saya sudah di lapangan Cinta pukul 06.30. Saya mandi secepat yang saya bisa dan saya juga melajukan sepeda motor dengan kecepatan maksimal yang bisa saya jangkau. Perjalanan yang biasanya memakan waktu sekitar 10-15 menit, saya tempuh dalam waktu 5 menit saja.
Sesampainya di Lapangan Cinta, saya disambut dengan pandangan gusar dari Ijul (gak juga sih, cuma tatapannya gak enak aja) karena saya terlambat. Tetapi yang jelas, saya tidak terlambat untuk datang ke MBC. Pukul 06.55, kami berangkat ke depan ruang 9012 untuk menjalani technical meeting MBC. Ketika tech-meet itulah kami diberitahu tentang status-status keanggotaan di HME dan sedikit banyak tentang MBC dan keterkaitannya dengan PLO. Bagi yang tidak ikut PLO, diberi tugas tambahan yaitu mengumpulkan 70 tandatangan yang menyatakan alasan mengapa yang bersangkutan layak untuk mengikuti MBC. Well, saya kira acara masih panjang ketika akhirnya danlap memberitahu kami bahwa acara selesai...

Refleksi
Penyesalan selalu datang terakhir. Biasanya disebabkan karena kekhawatiran yang terlalu berlebihan. Banyak teman-teman di Elektro yang tidak mau mengambil risiko untuk datang jam 21.00 dengan alasan takut terlambat. Padahal, jika kita punya keinginan, sistem segulasi di dalam tubuh kita biasanya langsung menyesuaikan agar kita siap untuk melakukan keinginan kita tersbut. Di dalam keseharian pun seperti itu. Ketika kita memang berniat untuk bangun pagi, tubuh kita sudah mengeset alam bawah sadar untuk membangunkan kita di pagi hari. Namun biasanya kita malah tidur lagi. Padahal, kalau kita mau memaksakan, kita bisa melakukannya... so, maximize your maximal strength....

Kamis, 16 Juli 2009

Hari yang melelahkan, namun waktu yang tepat untuk memulai semuanya...

Ini pertama kalinya saya blogging...

Hari ini, Kamis, 16 Juli 2009...
Saya mulai blogging untuk sesuatu yang belum saya tahu apa manfaatnya... tapi saya percaya, ketika Tuhan menciptakan teknologi seperti ini, Dia menyertakan juga apa manfaatnya. Seperti itu juga diri saya.

Terkadang saya tidak mengerti dengan keadaan orang-orang yang senantiasa menyalahkan dirinya karena dia berkekurangan. Saya sendiri? Saya adalah seorang anak pertama yang dilahirkan dari keluarga baik-baik. Saya dilahirkan dari pasangan seorang PNS dan seorang ibu yang lebih memilih membiarkan ijazahnya dan mengurus segala keperluan keluarganya...

Oiya, saya adalah anak pertama dari 9 bersaudara... Saya adalah kakak tertua dan biasanya saya dipanggil Abang oleh kedelapan adik saya... Saya bangga dengan mereka sebagaimana mereka bangga dengan saya... Saya mencintai mereka sebagaimana mereka mencintai saya... dan begitulah hidup... Ketika kita melakukan setiap hal, seluruh dunia akan berlaku sama kepada kita...

untuk pertama, saya kira cukup awalan dari saya... semoga selanjutnya saya tetap bisa blogging lagi...^^