Minggu, 19 Juli 2009

Social Activity + MBC : Lelah namun menyenangkan...

Minggu, 19 Juli 2009...
Hari ini, saya mengalami banyak pengalaman organisasi.^^ Layaknya seseorang yang selalu ingin belajar lebih, saya mencoba berbagi dan sedikit sharing tentang kegiatan keorganisasian hari ini... (tired)...

Social activity : pengabdian masyarakat ke tempat anak-anak yang suka nge-lem
Saya masih sangat mengantuk ketika azan shubuh membangunkan saya dari mimpi indah semalam. Astaghfirullah, saya lupa hari ini saya puasa dan semalam saya belum makan. Tapi, bismillah, niat baik gak boleh berhenti di tengah jalan cuma gara-gara prasangka yang gak baik. Apalagi saya ingat kalau hari ini saya harus melakukan pengabdian masyarakat sebagai salah satu rangkaian kegiatan diklat panitia PROKM 2009. Tapi, memang dasar kebluk, setelah saya menunaikan salah satu kewajiban saya sebagai muslim, saya kembali tertidur pulas dan saya baru bangun lagi pukul 06.30, padahal, pukul 08.00 saya harus sudah ada di kampus untuk memulai kegiatan saya, yaitu memberikan pengarahan kepada seluruh kelompok 10, 17, 41 dan 42 untuk pengabdian masyarakat hari ini.

Berbekal semangat dan keyakinan amanah (halah, padahal mah emang gak ada kerjaan di rumah), saya berangkat ke kampus pada pukul 07.30 membawa serta ibu saya dan adik-adik saya yang memang ada kegiatan di ITB. Latihan buat bela diri, katanya. Yah, dulu juga saya seperti itu sampai kesibukan kuliah menyita hampir seluruh waktu saya sehingga saya tidak bisa terus melanjutkan pekerjaan saya sebagai salah satu asisten pelatih di lembaga bela diri Sinar Putih.

Lanjut... Setelah saya sampai ke kampus dan selesai mengantar ibu dan adik-adik saya (oiya, motor saya bisa masuk kampus ^^), saya menunggu kedatangan teman-teman sekelompok saya dan beberapa saat kemudian saya baru tersadar bahwa teman-teman kelompok saya banyak yang tidak bisa datang karena berbagai alasan dan keperluan. Dan hasilnya sesuai dugaan saya, kelompok 41 yang datang hanya tiga orang. Itu juga yang satu datang karena ada kumpul angkatan jurusannya... parah banget pokoknya mah... Tapi gak separah kelompok sepuluh yang satu orang pun tidak datang karena mereka akan wawancara. Seharusnya kalau mereka mau wawancara, mereka memberitahu kami terlebih dahulu, kan???

Setelah kami berdua kumpul di CC Timur, kami berangkat ke Gerbang Utara ITB (biasa dikenal dengan sebutan gerbang belakang). Di sana, kami sudah ditunggu oleh kelompok 42 dan 12. Dan seperti biasa, kelompok 17 baru datang satu orang dan dia bilang ada temannya satu orang lagi yang akan ikut. Kami pikir, ooh, yaudah, gapapa. Toh si kak Hega dan Kak Geri juga belum dateng.

Waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 saat Kak Hega datang dan kami pun berangkat. Yang berangkat hanya tiga orang. Saya, Imam dan Fidlan. Kami ke sana menggunakan angkot dan 2 buah sepeda motor. Saya dan Imam menggunakan notor sedangkan Fidlan dan Kak Hega menggunakan angkot. Selama perjalanan, saya banyak berspekulasi tentang anak-anak yang nanti akan saya hadapi. Kata teman-teman saya sih, mereka suka nge-Lem. Walaupun saya sudah sering melihat anak jalanan yang suka nge-Lem, saya sendiri biasanya cenderung acuh. Wajar saja, di sekitar saya juga banyak yang suka nge-Lem...

Sesampainya di Ciroyom, tempat pengabdian masyarakat saya, saya segera mencari tempat parkir motor dan saya segera menuju ke rumbel (Rumah Belajar) yang ada di sana. Keadaan di sana ternyata tidak seburuk yang saya bayangkan, namun juga tidak sebaik yang saya harapkan. Yah, inilah realita bangsa kita, bung...

Nah, setelah sampai, saya tidak bisa langsung membawa anak-anak untuk berjalan-jalan dan bersenang-senang di Taman Ganesha karena mereka masih tidur dan banyak dari mereka yang belum mandi dan banyak juga yang sedang nge-Lem. Awalnya saya pikir sedikit kedatangan kami akan membuat mereka mengurungkan niatnya untuk nge-Lem. Tetapi ternyata tidak. Banyak dari mereka yang justru lebih fokus kepada lem nya ketimbang kami. Ya Rabbi, entah apa yang ada dalam pikiran mereka. Mereka terlihat mabuk dan tidak sadar terhadap apa yang mereka ucapkan. Ada juga yang setengah mabuk. Ada juga yang tidak nge-Lem dan mereka lah hero bagi kami karena mereka telah lebih mengenal anak-anak tersebut sehingga mudah bagi mereka untuk mengatur anak-anak tersebut ketimbang kami.

Perlu waktu lebih dari satu jam untuk meyakinkan kami bahwa mereka sudah dalam keadaan sadar sepenuhnya dan mereka sudah mandi semuanya. Total anak yang kami bawa ada 25 anak. Beberapa di antara mereka adalah anak yang tidak diketahui keberadaan orangtuanya. Sebagian lagi ditinggal meninggal oleh orangtuanya. Dan sebagian yang lain adalah anak-anak yang lari dari rumahnya. Melihat mereka mengingatkan saya pada peristiwa empat tahun yang lalu ketika saya masih anak-anak. Untunglah saat itu Allah masih Mengingatkan saya dan menunjukkan saya pulang ke rumah. Saya setidaknya masih lebih beruntung dari mereka karena dulu saya tidak seperti mereka. Saya masih diketemukan dengan orang-orang yang mengantar saya pulang ke rumah. ^^

Karena mereka hidup untuk makan dan mereka makan untuk hidup, maka ketika kami memberangkatkan mereka, kami menyiapkan bahan makanan secukupnya untuk mereka. Guess what. Harga makanan mereka seporsinya hanya 3 ribu rupiah saja. Nasi + Telur + tahu dan sedikit penambah rasa seperti kecp dan bumbu-bumbu. Dan karena saya menyiapkan untuk 25 orang dan saya belum menghitung pengeluaran untuk konsumsi ini, saya terpaksa nombokin pengeluaran tersebut untuk sementara. Parahnya, beberapa dari mereka tidak sabar dan malah mengerubungi si Ibu penjual makanan dan mengambil makanan yang sudah dibungkuskan, sehingga jumlah dua puluh lima itupun berkurang menjadi beberapa belas saja. Yah, namanya juga anak-anak... >_<

Setelah mereka semua mandi dan terlihat bersih, kami memberangkatkan mereka ke kampus pada pukul 11. Artinya, semua rencana kami berantakan karena kami tidak tahu bahwa untuk menyiapkan dan memberangkatkan mereka butuh waktu selama ini. Setelah saya sampai taman Ganesha, saya tidak menemukan teman-teman saya yang seharusnya sudah menunggu saya di sana. Mereka ternyata sudah sholat terlebih dahulu. Yasudah. Saya menunggu mereka selesai sholat dan mencari tempat yang nyaman untuk berbincang-bincang terlebih dahulu di taman Ganesha. Setelah teman-teman selesai sholat, saya pun membriefing mereka karena briefing yang tadi pagi tidak mungkin dijalankan secara total. Setelah selesai mem-briefing mereka, saya dan Imam pun sholat dzuhur.

Selesai sholat dzuhur, rombongan rumbel pun tiba. Tidak ada satupun yang kami izinkan untuk membawa lem. Semua yang membawa lem dipersilahkan untuk mengumpulkan lem nya ke Imam.

Karena semua rombongan tersebut secara kultural adalah muslim, maka kami menyuruh mereka untuk sholat terlebih dahulu. Satu peserta diklat membimbing 3 orang anak untuk sholat di Salman. Sepintas terlihat keraguan di mata peserta diklat yang tidak sholat maupun yang non-muslim. Tetapi setelah dijelaskan bahwa mereka hanya akan membawa sampai teras masjid, mereka bisa mengerti.

Sulit dilukiskan betapa sulitnya mengatur sekelompok anak-anak jalanan yang terbiasa dengan suasana teriak dan keras untuk berlaku tertib di masjid. Untunglah ada beberapa anak binaan yang sudah relatif lebih tua dan mereka bisa mengatur agar anak-anak yang kecil tersebut diam dan sholat dengan tenang di masjid. Lucunya, saat akan sholat, ada bapak-bapak yang tidak jadi ikut sholat karena jamaahnya terdiri dari anak-anak tersebut. Padahal kan yang jadi imamnya Fidlan. Lagipula ketika sholat, semua orang berkedudukan sama di hadapan Allah. Seharusnya bapak tersebut tidak bertindak demikian hanya karena jamaahnya anak-anak kalangan menengah ke bawah.

Selesai sholat dzuhur, kami membawa anak-anak tersebut (dengan susah payah) kembali ke Taman Ganesha. Tibalah waktu yang paling dinantikan oleh semua anak, yaitu makan siang. Bahkan beberapa dari mereka mengaku ingin ikut kegiatan kami karena mendengar ada acara makan siang. Yah, mereka adalah anak-anak kecil yang belum punya terlalu banyak hasrat dalam hidupnya. Tentu wajar jika mereka berpikir seperti itu. Salah satu kesalahan kami saat membagikan makanan adalah, kami tidak menghitung beberapa orang yang sudah makan terlebih dahulu, namun mereka tetap mengambil jatah makan siang. Akibatnya, beberapa anak tidak kebagian makanan dan kami lagi-lagi harus merogoh kocek untuk membeli makan mereka. Yah, sudahlah...

Selesai makan, kami mengajak mereka untuk bermain futsal. Tetapi saya tidak bisa ikut futsal karena beberapa alasan. Setelah saya menyerahkan beberapa pesan kepada Fidlan dan menyelesaikan beberapa urusan, saya pun pulang ke rumah...

Masa Bina Cinta : a wonderful opening
Karena lelah setelah pengabdian masyarakat dan beberapa urusan, sesampainya di rumah saya langsung tertidur pulas di kamar dalam keadaan sandal gunung masih terpasang di kaki. hahaha.

Saat saya bangun, jam sudah menunjukkan pukul 17.00 padahal saya harus sudah berada di Masjid Salman pada pukul 17.30. Saya pun mandi karena aktivitas tadi siang cukup membuat badan saya lengket. Setelah mandi dengan kecepatan tinggi (tapi bersih, sumpah), saya segera berangkat ke Masjid Salman. Motor saya letakkan di Parkiran SR dengan pertimbangan parkiran SR buka 24 jam. Jadi kalo saya harus pulang malem, saya gak harus muter-muter dulu.

Sesampainya di parkiran SR, saya bertemu dengan Tetu yang sama-sama (masih) calon peserta MBC. Karena kebetulan bertemu, kami berangkat bareng ke Salman. Sesampainya di Salman, saya segera bertemu dengan Aga dan beberapa teman yang lain. Sambil menunggu adzan maghrib, kami mengobrol sedikit.

Adzan maghrib berkumandang. Saya segera berbuka dengan air putih dan brownies yang manis buatan ibu. Hmm... lebih dari cukup untuk mengganjal perut setelah berpuasa. Selanjutnya, saya sholat maghrib dan langsung berangkat ke Lapangan Cinta untuk kumpul angkatan sebelum berangkat lagi ke parkiran labtek VIII dan ternyata di lapangan Cinta teman-teman yang tidak sholat sudah berkumpul.

Sesampainya di Lapangan Cinta dan tanpa berlama-lama, kami langsung mobilisasi ke parkiran labtek VIII untuk mengikuti pembukaan Masa Bina Cinta. Untungnya kami tidak terlambat dari waktu yang dijanjikan yaitu 18.30 karena kami datang pukul 18.27...

praMBC dimulai. Setelah berdoa dan sedikit "perkenalan", kami diperintahkan untuk menutup mata dan menundukkan kepala sambil memegang tas teman di depan kami. Kamipun berjalan dalam gelap dan tidak tahu dibawa kemana. Sepanjang perjalanan, kami mendengar massa himpunan yang berteriak E..L.. Elektro... berulang-ulang. Perjalanan juga dibuat berbelok-belok. Mungkin untuk efisiensi tempat. Tetapi akibatnya teriakan-teriakan itu terdengar timbul tenggelam. Apalagi di akhir perjalanan kami mendengar OK CHAMP khas elektro. Cukup membuat merinding, namun tidak cukup menakutkan. hehehe... Setelah itu, kamipun diperintahkan untuk membuka mata. Opening MBC...

Opening dimulai dengan pembacaan puisi tentang kecintaan kepada negeri dan harapan kepada para pemimpin oleh orang-orang yang (setidaknya menurut saya) bagus dalam pembacaan puisi. Setelah pembacaan puisi, acara dilanjutkan dengan orasi dari beberapa kakak tingkat. Orasi tersebut bertemakan tentang kekayaan Indonesia yang ironis jika kita melihat kesejahteraan rakyatnya, orasi berikutnya menggugah kesadaran bahwa kita sebagai mahasiswa dituntut untuk melakukan sebuah perubahan karena sebenarnya kita bertanggungjawab terhadap uang sebesar 10 jt setiap tahunnya dan itu berasal dari rakyat, orasi berikutnya mengungkapkan tentang keelektroteknikan dan kami yang termasuk di dalamnya, dan terakhir, MBC adalah salah satu bentuk tanggungjawab HME dalam mengkader para pelanjut kepengurusan HME yang sudah memberikan konstribusi kepada Indonesia dengan PALAPA PROJECT... Selama pembacaan orasi dan pembacaan puisi, lampunya dinyalakan bolak-balik. Pokoknya keren parah dah... kesan pertama buat MBC ini positif...

Setelah opening selesai, kami diberi tugas pertama. Tugas yang awalnya saya pikir tidak terlalu berat. Tugasnya ada tiga. 1. Membuat buku perkenalan... 2. Membuat milis dan blog angkatan... 3. Membuat slayer yang ukuran dan warnanya sudah ada di ketua angkatan...

Sebenarnya opening MBC sudah selesai. Namun, untuk menjaga keamanan para bonita dan orang-orang sakit, kami berkumpul dulu sebentar untuk memastikan bahwa bonita dan orang-orang sakit bisa selamat sampai rumah. Setelah berkumpul beberapa saat, akhirnya kami bisa memastikan bahwa bonita bisa selamat sampai rumah ataupun kost-nya masing-masing. Tetapi, sebelum bubar, seniro meminta seorang juniro dan seorang bonita untuk bertemu dengan seniro untuk memperoleh kejelasan tugas.

Untuk mengefektifkan waktu, saya dan Indah mengajukan diri untuk bertemu dengan seniro di depan mushola elektro. Setelah bertemu, kami tanpa membuang-buang waktu (karena hari sudah gelap) langsung bertanya tentang kejelasan tugas. Akhirnya, seniro dan senorita menjelaskan kepada kami tentang kejelasan tugas, yaitu buku perkenalan berukuran A5 full buatan tangan dan berisi biodata lengkap dari pemilik dan biodata juniro-bonita peserta MBC, milis yang sudah berisi postingan tujuan dan motivasi MBC, blog yang sudah berisi rangkuman materi MBC pertemuan satu dan dua, serta slayer yang sudah disablon dengan logo HME, Nama dan NIM EL dan STEI... mantap...

Setelah penjelasan tugas, saya dan Indah langsung pulang. Dan karena Indah dijemput sama kakaknya, saya mengantar Indah sampai ke gerbang depan. Ternyata, selain kakaknya Indah, disana juga ada Ijul, Si ketua angkatan yang memang menunggu kedatangan kami berdua dan meminta laporan hasil ketemuan tadi. Setelah melapor sedikit, Ijul memberitahu bahwa ada beberapa juniro yang berkasus dan meminta semua juniro dan bonita untuk kumpul besok jam 4 di lapangan Cinta. Ijul juga meminta saya untuk menjadi LO 10 orang anak peserta SPARTA yang mengikuti PLO untuk memberikan keterangan mengapa juniro yang bermasalah ini diperkenankan mengikuti MBC. Karena saya dekat dengan Kariin, maka saya segera meng-sms beliau dan beliau menyanggupi untuk menghubungi 10 orang untuk menghardiri sidang tersebut pada pukul 16.00 Hari Senin, 19 Juli 2009...

Fiuh, it's hard... but it's fun...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar