Jumat, 17 Juli 2009

Danyon dan MBC .... Harus Bisa Ngatur Prioritas

Jum'at, 17 Juli 2009
Saya baru saja terbangun dari tidur saya yang hanya sebentar. Tidur siang. Saya biasanya tidak bisa tidur siang sesebentar ini. hmm...
Saya, Umar Said H, seseorang yang sekarang sedang menjalani dua latihan kaderisasi. Kaderisasi tingkat kampus dan kaderisasi tingkat jurusan. Sebenarnya bukan hal yang sulit untuk menjalani kedua kaderisasi tersebut. Tapi memang tingkat kebugaran fisik yang kurang prima akan menjadi salah satu faktor penghambat dalam menjalani keduanya. Dan keduanya adalah acara-acara kaderisasi yang memang sudah saya duga sebelumnya. Jadi, sudah seharusnya saya menentukan prioritas dari kedua acara tersebut.
Seleksi Komandan Batalyon (Danyon)
Kemarin, Rabu 16 Juli 2009 sehabis diklat, Salah seorang kakak tingkat menanyakan kepada para peseta diklat PROKM. Katanya, siapa saja yang berani, mau belajar lebih dan mau berkontribusi lebih, khususnya untuk lapangan PROKM 2009, ditunggu di lapangan cinta ITB pada pukul 21.00. Saya sangat shock pada awalnya. Mau apa jam 21.00 di lapangan cinta. Kayak orang gak ada kerjaan aja. Sementara, itulah yang terlintas dalam pikiran saya. Beberapa saat kemudian, saya juga langsung teringat, Apa kontribusi lebih yang telah saya berian untuk divisi tata-tertib kelompok (taplok) di PROKM 2009? Panitia makrab, saya tidak ikut. Saya hanya menyampaikan info-info saja ke anggota-anggota saya. Saya juga tidak menjadi kepala keluarga di keluarga taplok, walaupun saya adalah ketua kelompok di kelompok 41. Tetapi, saya ingin berpartisipasi lebih. Setidaknya, saya tidak nyampah di divisi taplok ini. Apalagi, saya pernah tidak hadir sekali karena ada tes seleksi kewirausahaan di kampus.
Awalnya, sempat terbersit ragu untuk datang. Apalagi saya ingat bahwa besoknya (17 Juli 2009) adalah pertemuan pertama untuk MBC (OPSPEK HME). Segala pertimbangan saya jadikan sebagai alasan apakah saya datang ataupun tidak. Dan setelah berdiskusi dengan teman-teman saya, saya memutuskan untuk datang. Mengapa? Karena saya sangat ingin belajar lebih. Walaupun itu berarti saya harus mengorbankan waktu tidur saya, tapi toh ternyata belajar lebih bukan hal yang buruk. Oiya, keputusan bahwa saya akan ikut kegiatan pada pukul 21.00 itu baru saya putuskan setelah pukul 18.00, karena pertimbangannya sangat banyak.
Pukul 20.30, saya tiba di kampus setelah mandi dan memakai pakaian yang saya harap tidak akan membuat dinginnya malam menggagalkan rencana saya (halah, lebay).
Setelah bertemu dengan Pedca dan Satwiko, saya merasa sedikit tenang. Setidaknya, ada teman-teman dari jurusan yang sama yang akan mengikuti diklat istimewa ini. Saya tidak apa tujuan diklat ini. Tetapi teman-teman saya mengatakan bahwa diklat ini adalah salah satu acara rangkaian diklat danyon. Entahlah...
Pertemuan yang dinantikanpun tiba. Fadli, kakak yang tadi membubarkan kami langsung mengomandonkan kami (18 orang awalnya), untuk membentuk barisan 3 shaff di hadapannya. Dan karena jumlah kami sedikit, tidak sampai lima hitungan pun kami sudah membentuk barisan tersebut. Semacam keamanan saja buat barisan dengan cepat. hahah. Tapi, apapun itu, saya lebih suka suasana seperti tadi malam. Serius dan sigap. Tidak seperti yang kami alami setiap hari, berleha-leha dan banyak tertawa ketimbang membuat barisan.
Setelah membentuk barisan, kami ditanyai. Pertanyaan pertama, apa tujuan kami ada di lapangan cinta pada pukul 21.00 seperti ini. Dan setelah menjawab dan sepertinya Kakak tersebut puas dengan jawaban kami, kami diperintahkan untuk lari. Lari mengelilingi Lapangan Cinta sebanyak lima keliling untuk yang tidak datang terlambat dan sebanyak sepuluh keliling untuk yang terlambat. Dan karena saya tidak terlambat, lima keliling saya jalani dengan penuh rasa senang. Yaelah, cuma lima keliling doang. Setelah lari yang menyenangkan tersebut, kami dibagi tiga kelompok. Karena kelompok saya berjumlah sebelas orang, maka saya asumsikan jumlah total kami 35 orang karena kelompok lain jumlahnya lebih satu dari kelompok saya. Kata Fadli, kami akan main pos-posan seperti pada pertemuan tadi siang. Namun bedanya, pos kami hanya tiga dan berada di sekitar Lapangan Cinta saja.
Kelompok saya berada di barisan kedua. Dan kami diharuskan untuk memasuki pos dua telebih dahulu. Di Pos dua, saya lupa nama PJnya. Tetapi salah seorang kakak yang berkesan (karena jutek dan sering ngomel waktu di pos) adalah Putri. Di Pos ini, kami memperoleh brainstorming tentang apa saja yang sudah kami lakukan sebagai seorang taplok untuk membuat taplok yang lebih baik. Kami juga ditanyai, siapa saja diantara kami yang menjadi ketua diklat, baik terpusat maupun divisi. Dan yang paling berkesan, adalah pertanyaan, "Apa yang sudah kamu lakukan untuk menjaga keutuhan kelompok kamu?" Dan setelah saya menjawab, Kakak yang ada di sana segera menanyakan lagi, "Kamu kelompok berapa? Nanti biar saya liat, apakah solusi dari kamu itu efektif." WOW, ditantangin nih. Siap kak, saya akan buktikan cara saya solutif. Saat brainstorming itulah saya tahu bahwa tujuan acara tadi malam itu memang untuk seleksi Danyon. Satu hal lagi yang sangat berkesan adalah pertanyaan dari pendiklat, "Apa yang akan kamu lakukan jika kamu menjadi Danyon dan kamu di waktu yang bersamaan dibutuhkan oleh HME?" Pertanyaan yang luar biasa, namun saya menjawab, "Kalau memang saya harus mengambil amanat sebagai Danyon, saya akan pikul amanat itu dengan segala konsekuensinya."
Cukup di pos brainstorming, saya menuju ke pos tiga untuk menjalani kegiatan di pos tersebut. Di pos tiga, kami bertemu dengan kakak-kakak yang menanyai kami tentang konsep kepemimpinan. Karena saya pernah mendapatkan Latihan Dasar Kepemimpinan di SMA saya dulu, dan saya juga pernah mendapatkan materi yang sama, tidak sulit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di pos ini. Tetapi, lebih dari itu, kami disuruh menutup mata dan ditanyai. Apakah kami akan melanjutkan keberjalanan kami di training untuk menjadi Danyon ini ataupun tidak. Dan saya pikir, saya sudah terlanjur melangkahkan kaki untuk itu. Dan saya tidak ingin menjadi orang yang mundur dan berbalik ke belakang.
Selesai di pos tiga, kami ke pos satu. Di pos ini, kami menjalani refleksi dan memikirkan tentang kondisi caplok 2009 yang menurut pendiklat masih sangat jauh dari kondisi yang diharapkan. Kami juga diharapkan memberikan solusi konkret untuk memperbaiki kondisi caplok yang sudah ada.
Selesai semua pos, kami dibariskan kembali tiga shaff dan kami diberitahu bahwa segala kegiatan yang kami jalani tadi adalah salah satu rangkaian acara seleksi pemilihan Danyon. Saya melirik jam tangan. Pukul 11 tepat. sudah waktunya selesai, seharusnya. Dan memang, acara selesai. Tetapi kami diberikan amanat bahwa kami harus bisa menghadirkan 300 orang sebagai taplok pada hari Selasa 21 Juli 2009, dan kami lah penanggungjawab jika tidak hadir 300 orang tersebut.
Selesai acara, saya segera pulang setelah sebelumnya mengisi absen dan meyakinkan bahwa peserta diklat putri bisa pulang dengan aman. Saya tidak boleh menyia-nyiakan waktu istirahat saya. Besok adalah hari pertama MBC dan saya tidak mau menjadi satu-satunya orang yang terlambat, itulah pikiran saya...

Masa Bina Cinta
Masih mengantuk karena baru tidur pukul 1, saya bangun pada pukul 4.45. Setelah sholat shubuh, saya tertidur lagi. Dasar malas. hahaha. Dan saya baru bangun lagi pukul 06.15. Sial. Seharusnya saya sudah di lapangan Cinta pukul 06.30. Saya mandi secepat yang saya bisa dan saya juga melajukan sepeda motor dengan kecepatan maksimal yang bisa saya jangkau. Perjalanan yang biasanya memakan waktu sekitar 10-15 menit, saya tempuh dalam waktu 5 menit saja.
Sesampainya di Lapangan Cinta, saya disambut dengan pandangan gusar dari Ijul (gak juga sih, cuma tatapannya gak enak aja) karena saya terlambat. Tetapi yang jelas, saya tidak terlambat untuk datang ke MBC. Pukul 06.55, kami berangkat ke depan ruang 9012 untuk menjalani technical meeting MBC. Ketika tech-meet itulah kami diberitahu tentang status-status keanggotaan di HME dan sedikit banyak tentang MBC dan keterkaitannya dengan PLO. Bagi yang tidak ikut PLO, diberi tugas tambahan yaitu mengumpulkan 70 tandatangan yang menyatakan alasan mengapa yang bersangkutan layak untuk mengikuti MBC. Well, saya kira acara masih panjang ketika akhirnya danlap memberitahu kami bahwa acara selesai...

Refleksi
Penyesalan selalu datang terakhir. Biasanya disebabkan karena kekhawatiran yang terlalu berlebihan. Banyak teman-teman di Elektro yang tidak mau mengambil risiko untuk datang jam 21.00 dengan alasan takut terlambat. Padahal, jika kita punya keinginan, sistem segulasi di dalam tubuh kita biasanya langsung menyesuaikan agar kita siap untuk melakukan keinginan kita tersbut. Di dalam keseharian pun seperti itu. Ketika kita memang berniat untuk bangun pagi, tubuh kita sudah mengeset alam bawah sadar untuk membangunkan kita di pagi hari. Namun biasanya kita malah tidur lagi. Padahal, kalau kita mau memaksakan, kita bisa melakukannya... so, maximize your maximal strength....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar